Rabu, 28 Agustus 2013

Laporan Praktikum Percobaan Melde



TujuanØ
o Menyelidiki dan menentukan hubungan factor-faktor yang mempengaruhi
kecepatan gelombang pada tali.
o Membandingkan hasil kecepatan gelombang secara teori dan secara
hukum melde.

 AlatØ dan Bahan
o Sebuah Amflifier untuk menguatkan daya yang dihasilkan.
o Sebuah Audio Frequensy Generator (AFG) untuk menghasilkan gelombang
pada tali.
o Sebuah Vibrator/Penggetar untuk menggetarkan tali.
o Sebuah Katrol untuk mengaitkan tali.
o Sebuah Papan Seluncur sebagai tempat alat-alat diletakkan.
o Beberapa Beban yang berbeda massanya untuk dikaitkan pada tali.
o Penggeser untuk menggeser-geser alat-alat pada papan seluncur.
o Seutas Tali yang digunakan untuk dilihat gelombangnya.

 DasarØ Teori
Gelombang adalah getaran yang merambat ke titik di dalam perambatannya tidak diikuti oleh perindahan partikel-partikel perantaranya. Pada hakekatnya gelombang merupakan rambatan energy (energy getaran).
Periode gelombang (T) adalah waktu yang diperlukan oleh gelombang untuk menmpuh stu panjang gelombang penuh. Panjang gelombang ( ) adalah jarak yang ditempuh dalam satu periode. Frekuensi gelombang adalah banyaknya gelombang yang terjadi tiap satuan waktu. Cepat rambat gelombang (V) adalah jarak yang ditepuh gelombang tiap satuan waktu.
Jadi dapat dirumuskan :
V = x f
Dimana :
V = Laju rambat gelombang (m/s).
= Panjang gelombang (m)
f = Frekuensi (Hz)
Bila seutas tali dengan tegangan tertentu digetarkan secara terus menerus maka akan terlihat suatu bentuk gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah rambat gelombang, gelombang ini dinakan gelombang tranversal.
Jika kedua ujungnya tertutup, gelombang pada tali itu akan terpantul-pantul dan dapat menghasilkan gelombang stasioner yang tampak pada simpul dan perut.
Sesuai dengan percobaan melde, maka melde merumuskan bahwa :
V =
Dimana :
V = Laju perambatan gelombang tali (m/s).
F = Tegangan tali (N)
µ = Rapat massa linear tali ( ) ( )

 LangkahØ Kerja
Percobaan 1
1. Mengukur panjang dan massa tali.
2. Mencatat frekuensi yang dipakai.
3. Mengatur penggeser sehingga terjadi gelombang pada tali.
4. Mengukur panjang gelombang yang terjadi dan mencatat massa beban yang dipakai.
5. Mengulangi langkah 3 dan 4 dengan mengganti massa beban yang dipakai.

Percobaan 2
1. Mengukur massa beban dan massa tali.
2. Mencatat frekuensi yang dipakai.
3. Mengatur penggeser sehingga terjadi gelombang pada tali.
4. Mengukur panjang gelombang yang terjadi.
5. Mengulangi langkah 3 dan 4 dengan panjang tali yang berbeda.

 DataØ Pengamatan
F = gaya keteganggan tali dengan tali = 8,45 x 103
Percobaan 1
No. Massa Beban
(kg)
(m) f (Hz) l tali (m) M tali (kg) µ (kg/m) V teo (m/s) V melde (m/s)
1. 5 x 10-3 4 50 3 x 10-2 5 x 10-4 1,6x10-2 200 1,76
2. 4 x 10-3 3 150 1,58
3. 3 x 10-3 2 100 1,36
4. 2 x 10-3 2 100 1,12
Rata-Rata 137,5 1,45

Percobaan 2
No. Massa Beban
(kg)
(m) M tali (kg) f
(m) M beban (kg) µ (kg/m) V teo (m/s) V melde (m/s)
1. 3 x 10-2 2 5 x 10-4 50 3 x 10-3 1,6 x 10 100 0,73
2. 2,5 x 10-2 2 2 x 10 100 0,65
3. 2 x 10-2 3 2,5 x 10 150 0,58
4. 1,5 x 10-2 3 3,3 x 10 150 0,51
Rata-Rata 125 0,62

 AnalisisØ Data Pengamatan
Percobaan 1
Pada percobaan 1 terlihat bahwa apabila massa bebannya semakin berat maka panjang gelombangnya akan semakin panjang, sehingga cepat rambat gelombannya akan semakin cepat, begitu pun sebaliknya semakin ringan massanya maka panjang gelombangnya akan semakin pendek, dan cepat rambatnya akan semakin lambat, hal itu sesuai dengan kecepatan menurut teori, namun secara kecepatan melde tidak dapat dibedakan karena gaya tegangan tali, panjang tali, dan massa talinya sama.

Percobaan 2
Pada percoban 2 terlihat bahwa semakin panjang tali yang digunakan maka panjang gelombang yang akan terbentuk akan semakin pendek, sehingga cepat rambat gelombangnya akansemakin lambat, hal itu sesuai dengan kecepatan menurut teori, namun menurut kecepatan Melde, apabila semakin panjang tali yang digunakan maka kecepatannya akan semakin cepat, hal itu karena panjang tali berpengaruh terhadap rapat massa linier tali, bahwa dalam hukum melde rapat massa linier tali. Berbanding terbalik dengan panjang talinya sehinga apabila talinya semakin panjang maka rapat massanya semakin kecil,sehingga berpengaruh terhadap keceapatan menurut melde. Karena kecepatan menurut melde berbanding lurus dengan akar gaya tegang tali dan berbanding terbalik denga rapat massa linier tali sehingga semakin kecil rapat massanya maka kecepatannya akan semakin cepat, begitupun sebaliknya.
o Apakah ada perbedaan antara Vteo dan V melde ? jelaskan
Perbedaan antara Vteo dan Vmelde adalah bahwa Vteo kecepatannya lebih cepat sedangkan pada Vmelde kecepatannya sangat lambat, sehinga perbedaannya sangat jauh dari yang diharapkan.
o Apa yang signifikan dari data ? jelaskan
Yang signifikan dari data yaitu Vteo dan Vmelde, Vteo dan Vmelde sangat jauh perbedaannya, dari hasil rata-rata Vteo dan Vmelde dapat diketahui perbedaan rata – rata yang sangat jauh seharusnya perbedaannya tidak sangat jauh dari hasil tersebut.

 KesimpulanØ
Dari keduapercobaan di atas dapat disimpulkan bahwa, secara teori, cepat rambat gelombang berbanding lurus dengan panjang gelombang dan frekuensinya. Jadi dapat dirumuskan sebagai berikut :
V - . f
Dimana :
V = Laju rambat gelombang (m/s)
= Panjang gelombang (m)
f = Frekuensi (Hz)
Dan cepat rambat gelombang menurut Melde adalah bahwa cepat rambat gelombang pada tali berbanding lurus dengan akar gaya tegangan tali dan berbanding terbalik dengan akr rapat massa linear tali. Jadi dapat dirumuskan sebagai berikut :
V = V =
Dimana :
V = Laju rambat gelombang tali (m/s)
F = Teganggan tali (N)
µ = Rapat massa liear tali (massa tali/panjang tali) (kg/m).
Perbedaan antara Vteo dan Vmelde adalah bahwa Vteo kecepatannya lebih cepat sedangkan pada Vmelde kecepatannya sangat lambat, sehinga perbedaannya sangat jauh dari yang diharapkan. Yang signifikan dari data yaitu Vteo dan Vmelde, Vteo dan Vmelde sangat jauh perbedaannya, dari hasil rata-rata Vteo dan Vmelde dapat diketahui perbedaan rata – rata yang sangat jauh seharusnya perbedaannya tidak sangat jauh dari hasil tersebut.

Senin, 26 Agustus 2013

Tips Dan Cara Meninggikan Badan

Banyak yang bilang pertumbuhan tubuh wanita berhenti pada saat umur 18-21 tahun. hal ini tidak benar. Anda masih punya metode meninggikan badan walaupun umur anda sudah diatas itu. Tips dan cara meninggikan badan adalah dengan, kombinasikan asupan makanan, latihan fisik, dan tidur teratur sampai umur 30 tahun. Harus anda ketahui, bahwa gaya hidup sehat sampai setelah masa remaja, masih memungkinkan seseorang tumbuh tinggi minimal 2-4 inci atau 5-10 cm secara alami.
Ada beberapa latihan yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan tinggi badan. Latihan- latihan yang dilakukan adalah untuk meninggikan badan, memperpanjang tulang belakang, meningkatkan fleksibelitas dan memperkuat otot-otot perut.
149605 394004273999852 55962843 n 300x206 Tips Dan Cara Meninggikan Badan

Jumat, 23 Agustus 2013

teori dasar letak titik tumbuh perkecambahan

Latar belakang teori
Salah satu ciri organisme adalah tumbuh dan berkembang. Kedua aktifitas kehidupan ini tidak dapat dipisahkan karena prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversibel. Irreversibel maksudnya tidak dapat kembali pada keadaan awal. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju kedewasaan. Pertiumbuhan pada tanaman terbagi dalam beberapa tahapan,yaitu perkecambahan yang diikuti dengan pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Perkecambahan merupakan proses munculnya tanaman kecil dari dalam biji. Untuk itu perlu diketahui bagaimana proses perkecambahan itu terjadi beserta kondisi-kondisi pada kecambah yang diberikan oleh faktor-faktor penyebab perkecambahan.
Tujuan percobaan
Percobaan ini diadakan untuk mempelajari pengaruh cahaya sebagai faktor pendukung terjadinya perkecambahan terhadap perkembangan kecambah kacang hijau Phaseolus radiatus dalam gelap terang serta menentukan titik tumbuh primer dan sekunder pada batang.
Manfaat percobaan
Manfaat dari penelitian ini antara lain dapat mengetahui efek yang ditimbulkan sinar matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, serta mengetahui kondisi yang diperlukan untuk berlangsungnya perkecambahan biji kacang hijau. BAB II KAJIAN TEORI
2.1. Landasan Teori/ Tinjauan Teoritis
2.1.1. Tahapan Pertumbuhan
Pertumbuhan pada tanaman terbagi dalam beberapa tahapan, yaitu perkecambahan yang diikuti dengan pewrtumbhan primer dan sekunder.
1. Perkecambahan
Awal perkecambahan dimulai dengan berakhirnya masa dormansi. Masa dormansi adalah berhentinya pertumbuhan pada tumbuhan dikarenakan kondisi lingkungan yang tidak sesuai.Perkecambahan sering dianggap sebagai permulaan kehidupan tumbuhan. Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula (calon batang). Radikula tumbuh ke bawah menjadi akar sedangkan plumula tumbuh ke atas menjadi batang.
Perkecambahan ditandai dengan munculnya kecambah, yaitu tumbuhan kecil dan masih hidup dari persediaan makanan yang berada dalam biji. Ada empat bagian penting pada biji yangt berkecambah, yaitu batang lembaga (kaulikulus), akar embrionik (akar lembaga), kotiledon (daun lembaga), dan pucuk lembaga (plumula). Kotiledon merupakan cadangan makanan pada kecambah karena pada saat perkecambahan, tumbuhan belum bisa melakukan fotosintesis. Air merupakan kebutuhan mutlak bagi perkecambahan. Tahap pertama perkecambahan adalah penyerapan air dengan cepat secara imbibisi. Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya dan juga memicu perubahan metabolik pada embrio sehingga biji melanjutkan pertumbuhan. Enzim-enzim akan mulai mencerna bahan-bahan yang disimpan disimpan pada kotiledon, dan nutrient-nutriennya dipindahkan kebagian embrio yang sedang tumbuh. Enzim yang berperan dalam pencernaan cadangan makanan adalah enzim amylase, beta-amilase dan protease. Hormon giberelin berperan penting untuk aktivasi dan mensintesis enzim-enzim tersebut.
Perkecambahan biji ada dua macam yaitu epigeal dan hypogeal. Perkecambahan epigeal adalah perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon terangkat ke atas tanah. Hal ini disebabkan oleh hipokotil yang tumbuh memanjang. Akibatnya, plumula dan kotiledon terdorong ke permukaan tanah, misalnya pada perkecambahan kacang hijau (Phaseolus radiatus) dan kacang tanah (Arachis hypogaea). Sedangkan perkecambahan hipogeal adalah perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon tetap tertanam di dalam tanah. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah, sedangkan kotiledon tetap di dalam tanah, misalnya pada perkecambahan kacang kapri (Pisum sativum), jagung (Zea mays), dan padi (Oryza sativa).
Pertumbuhan pada tanaman dibedakan menjadi pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.
2. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh primer. Pertumbuhan primer pada tumbuhan hanya terjadi pada bagian tertentu saja yaitu pada bagian yang aktif membelah dan tumbuh. Bagian tersebut disebut jaringan meristem. Pada jaringan meristem terdapat bagian titik tumbuh akar dan titik tumbuh batang yang telah mulai terbentuk sejak tumbuhan masih berupa embrio.
Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan memanjang akibat aktivitas mereistem apical (jaringan yang ada diujung akar dan dan ujung batang). Titik tumbuh batang terdapat pada tumbuhan yang memiliki kuncup atau tunas. Pertumbuhan primer menyebabkan batang dan akar bertambah panjang.
Pertumbuhan primer pada ujung akar dan ujung batang
dapat dibedakan menjadi 3 daerah yaitu:
a. Daerah pembelahan sel, terdapat di bagian ujung akar.
Sel-sel di daerah ini aktif membelah (bersifat meristematik)
b. Daerah perpanjangan sel, terletak di belakang daerah pembelahan.
Sel-sel di daerah inimemiliki kemampuan untuk membesar dan
memanjang.
c. Daerah diferensiasi sel, merupakan daerah yang sel-selnya
berdiferensiasi menjadi sel-sel yang mempunyai fungsi dan
struktur khusus.
3. Pertumbuhan Sekunder.
Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang disebabkan oleh kegiatan cambium yang bersifat meristematik. Pertumbuhan sekunder menyebabkan diameter batang bertambah besar. Pertumbuhan sekunder hanya terjadi pada dikotil dan gymnospermae. Aktivitas pembelahan cambium mengarah kea rah luar dan dalam. Aktivitas cambium ke dua arah mengakibatkan bertambah tebal dan besar diameter batang.
2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan pada tumbuhan
Pertumbuhan pada tumbuhan, baik tumbuhan tingkat rendah maupun tingkat tinggi, secara umum dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor dalam.
1. Faktor eksternal/lingkungan
Faktor ini merupakan faktor luar yang erat sekali hubungannya dengan proses pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan adalah sebagai berikut:
•Air dan mineral
•Kelembaban.
•Suhu
•Cahaya matahari
•nutrisi
2. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang melibatkan hormon dan gen yang akan mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Di bawah ini merupakan macam-macam hormon pada tumbuhan.
1). Auksin
2). Giberelin
3).Sitokinin
4). Gas Etilen
5).AsamAbsisat
6).Kalin
:
a.Rhizokalin: merangsang pembentukan akar
b.Kaulokalin: merangsang pembentukan batang
c.Anthokalin: merangsang pembentukan bunga
d.Filokalin: merangsang pembentukan daun
2.1.3. Pengaruh Cahaya pada pertumbuhan Tumbuhan:
Cahaya matahari bermanfaat bagi tumbuhan terutama sebagai energi yang nantinya digunakan untuk proses fotosintesis. Cahaya juga berperan dalam proses pembentukan klorofil. Akan tetapi cahaya dapat bersifat sebagai penghambat (inhibitor) pada proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena cahaya dapat memacu difusi auksin ke bagian yang tidak terkena cahaya. Sehingga, proses perkecambahan yang diletakan di tempat yang gelap akan menyebabkan terjadinya etiolasi. Intensitas pencahayaan atau penyinaran yang berbeda akan menghasilkan macam pertumbuhan tumbuhan yang berbeda. Respons tumbuhan terhadap panjang penyinaran yang berariasi disebut fotoperiodisme. Respons itu meliputi dormansi (masa tidur yang bertujuan mengatasi masa/musim yang tidak menguntungkan untuk tumbuh), pembungaan, perkecambahan, dan perkembangan batang serta akar.
2.2. Hipotesis
Perkecambahan pada biji kacang hijau yang diletakkan di tempat gelap akan mengalami kelajuan pertumbuhan yang tinggi dibandingkan perkecambahan kacang hijau yang diletakkan di tempat terang. Hal ini disebabkan adanya pengaruh hormon auksin yang dipengaruhi oleh cahaya matahari.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
metode penelitian dilakukan dengan cara eksperimen antara lain
3.1.1. Alat dan bahan
Alat:
- 2 Wadah tanam
Bahan:
- Kacang hijau (Phaseolus radiatus)
- tanah
3.1.2. Langkah kerja
- merendam kacang hijau selama beberapa menit di dalam air. Hal ini dimaksudkan untuk memecahkan dormansi biji yang akan ditanamkan.
- memilih kacang yang mengapung di air yang menandakan kualitasnya baik dan cocok.
- memasukkan masing-masing 10 kacang hijau pada wadah tanam.
- menempatkan masing-masing wadah pada tempat yang terang dan gelap.
- menyirami setiap hari.
- melakukan pengamatan selama 3 hari.
3.2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di rumah anggota kelompok peneliti secara terpisah.
3.3 Waktu Penelitian
Penelitian berlangsung selama 4 hari. Dengan jeda pengukuran setiap hari untuk perkecambahan di tempat gelap dan jeda ...... hari untuk perkecambahan di tempat terang.
3.4. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah kacang hijau (Phaseolus radiatus).
BAB IV HASIL PEMBAHASAN
4.1 Hasil percobaan
4.1.1 tabel hasil percobaan
Tabel 1 : Hasil percobaan pertumbuhan kacang hijau di tempat terang
Tabel 2 : Hasil percobaan pertumbuhan kacang hijau di tempat gelap
Percobaan dilakukan dengan menggunakan 3 sampel, yaitu tiga perkecambahan. Di bawah ini merupakan data setiap kecambah yang diamati.
Kecambah I
Panjang total : 26 cm
Panjang di atas daun lembaga : 8 cm
Kecambah II
Panjang total : 27 cm
Panjang di atas daun lembaga : 9.5 cm
Kecambah III
Panjang total : 20.5 cm
Panjang di atas daun lembaga : 4.5 cm
Di setiap kecambah, bagian yang akan diteliti adalah bagian titik tumbuh yang berada di atas daun lembaga yang kemudian dibagi menjadi 4 daerah, yaitu daerah A mulai dari ujung kecambah, B, C dan D dengan panjang masing-masing sekitar 2 cm.
Tabel pengamatan 2.
Kecambah I
Daerah/hari
1
2
3
Pertumbuhan rata-rata
A
XXX
XXXX
XXX
4 cm
B
X
X
-
1 cm
C
X
X
-
0.6 cm
D
X
-
-
0.3 cm
Kecambah II
Daerah/hari
1
2
3
Pertumbuhan rata-rata
A
XXX
XXX
XXX
4 cm
B
-
X
-
0.3 cm
C
-
X
-
0.3 cm
D
-
X
-
0.3 cm
Kecambah III
Daerah/hari
1
2
3
Pertumbuhan rata-rata
A
XXX
XXX
XXX
4 cm
B
-
X
-
0.3 cm
C
-
-
-
-
D
-
X
-
0.3 cm
Keterangan: tanda X menunjukkan kuantitas pertumbuhan.
4.2 Pembahasan
Pertumbuhan pada sisi tumbuhan yang disinari oleh matahari akan terjadi secara lambat karena adanya hormon auksin dihambat oleh matahari, tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya menjadi sangat cepat karena kerja auksin yang tidak dihambat. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut fototropisme. Untuk tanaman yang diletakkan di tempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan warnanya cenderung pucat kekuningan. Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh matahari. Sedangkan untuk tanaman yang diletakkan di tempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan di tempat gelap, tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari.
Berdasarkan tabel pengamatan 1 dan 2 dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan primer berlangsung diujung batang. Pada bagian ini sel membelah secara cepat. Letak titik tumbuh primer ini dibuktikan dengan kuantitas pertumbuhan yang terjadi pada masing-masing daerah A yang besar.
Perbandingan laju perkecambahan pada tabel 1 dan 2 menyatakan proses pertumbuhan yang dialami oleh kecambah yang diletakkan di tempat terang berlangsung lambat. Hal ini dipengaruhi beberapa factor yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar. Perkecambahan banyak dipengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi.
Pada perkecambahan di tempat terang hormon auksin yang terhambat menyebabkan pertumbuhan rata-rata dalam tiga hari pada titik primernya yaitu ..... cm, sedangkan pada titik tumbuh primer kecambah yang diletakkan ditempat gelap sebesar 4 cm. Dalam hal ini, kecambah yang tumbuh di tempat gelap mengalami etiolasi. Dalam keadaan tidak ada cahaya, auksin merangsang perpanjangan sel-sel sehingga kecambah di tempat gelap tumbuh lebih panjang namun dengan kondisi pucat kekuningan karena kekurangan klorofil , kurus, dan daunnya tidak berkembang, sedangkan pada kecambah yang tumbuh di tempat terang mengalami hal sebaliknya. Dalam keadaan banyak cahaya, auksin mengalami kerusakan sehingga pertumbuhan kecambah terhambat. Laju tumbuh memanjang pada kecambah tersebut dengan segera berkurang sehingga batang lebih pendek, namun tumbuh lebih kokoh, daun berkembang sempurna, dan berwarna hijau.
BAB V PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Perkecambahan banyak dipengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi.
Ditinjau dari faktor cahaya, dibuktikan bahwa kacang kedelai yang ditempatkan di daerah berintensitas cahaya kurang atau gelap akan memiliki laju pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan kacang kedelai yang diletakkan di tempat berintensitas cahaya banyak atau terang. Dengan itu, hormone auksin yang dipengaruhi sedikit atau tanpa cahaya matahari akan merangsang perpanjangan sel-sel pada titik tumbuh primer. Namun, kondisi tumbuhan yang baik akan dialami oleh kacang kedelai dengan pengaruh cahaya lebih banyak yaitu tumbuh lebih kokoh, daun berkembang sempurna, dan berwarna hijau namun batang lebih pendek,.
B. SARAN
1. Sebelum penanaman , terlebih dahulu dilakukan perendaman untuk memecah dormansi biji itu sendiri. Jadi, sebaiknya perendaman lebih dimaksimalkan agar berhasil memecahkan dormansi biji yang akan ditanam. Sehingga kesalahan pengamatan lebih dapat diminimalisir.
2. Memilih biji kacang yang masih segar sehingga dapat memaksimalkan penelitian.
Kondisi pencahayaan lebih dimaksimalkan baik penempatan di tempat terang maupun gelap.

teori dasar letak titik tumbuh perkecambahan

Latar belakang teori
Salah satu ciri organisme adalah tumbuh dan berkembang. Kedua aktifitas kehidupan ini tidak dapat dipisahkan karena prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversibel. Irreversibel maksudnya tidak dapat kembali pada keadaan awal. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju kedewasaan. Pertiumbuhan pada tanaman terbagi dalam beberapa tahapan,yaitu perkecambahan yang diikuti dengan pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Perkecambahan merupakan proses munculnya tanaman kecil dari dalam biji. Untuk itu perlu diketahui bagaimana proses perkecambahan itu terjadi beserta kondisi-kondisi pada kecambah yang diberikan oleh faktor-faktor penyebab perkecambahan.
Tujuan percobaan
Percobaan ini diadakan untuk mempelajari pengaruh cahaya sebagai faktor pendukung terjadinya perkecambahan terhadap perkembangan kecambah kacang hijau Phaseolus radiatus dalam gelap terang serta menentukan titik tumbuh primer dan sekunder pada batang.
Manfaat percobaan
Manfaat dari penelitian ini antara lain dapat mengetahui efek yang ditimbulkan sinar matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, serta mengetahui kondisi yang diperlukan untuk berlangsungnya perkecambahan biji kacang hijau. BAB II KAJIAN TEORI
2.1. Landasan Teori/ Tinjauan Teoritis
2.1.1. Tahapan Pertumbuhan
Pertumbuhan pada tanaman terbagi dalam beberapa tahapan, yaitu perkecambahan yang diikuti dengan pewrtumbhan primer dan sekunder.
1. Perkecambahan
Awal perkecambahan dimulai dengan berakhirnya masa dormansi. Masa dormansi adalah berhentinya pertumbuhan pada tumbuhan dikarenakan kondisi lingkungan yang tidak sesuai.Perkecambahan sering dianggap sebagai permulaan kehidupan tumbuhan. Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula (calon batang). Radikula tumbuh ke bawah menjadi akar sedangkan plumula tumbuh ke atas menjadi batang.
Perkecambahan ditandai dengan munculnya kecambah, yaitu tumbuhan kecil dan masih hidup dari persediaan makanan yang berada dalam biji. Ada empat bagian penting pada biji yangt berkecambah, yaitu batang lembaga (kaulikulus), akar embrionik (akar lembaga), kotiledon (daun lembaga), dan pucuk lembaga (plumula). Kotiledon merupakan cadangan makanan pada kecambah karena pada saat perkecambahan, tumbuhan belum bisa melakukan fotosintesis. Air merupakan kebutuhan mutlak bagi perkecambahan. Tahap pertama perkecambahan adalah penyerapan air dengan cepat secara imbibisi. Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya dan juga memicu perubahan metabolik pada embrio sehingga biji melanjutkan pertumbuhan. Enzim-enzim akan mulai mencerna bahan-bahan yang disimpan disimpan pada kotiledon, dan nutrient-nutriennya dipindahkan kebagian embrio yang sedang tumbuh. Enzim yang berperan dalam pencernaan cadangan makanan adalah enzim amylase, beta-amilase dan protease. Hormon giberelin berperan penting untuk aktivasi dan mensintesis enzim-enzim tersebut.
Perkecambahan biji ada dua macam yaitu epigeal dan hypogeal. Perkecambahan epigeal adalah perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon terangkat ke atas tanah. Hal ini disebabkan oleh hipokotil yang tumbuh memanjang. Akibatnya, plumula dan kotiledon terdorong ke permukaan tanah, misalnya pada perkecambahan kacang hijau (Phaseolus radiatus) dan kacang tanah (Arachis hypogaea). Sedangkan perkecambahan hipogeal adalah perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon tetap tertanam di dalam tanah. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah, sedangkan kotiledon tetap di dalam tanah, misalnya pada perkecambahan kacang kapri (Pisum sativum), jagung (Zea mays), dan padi (Oryza sativa).
Pertumbuhan pada tanaman dibedakan menjadi pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.
2. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh primer. Pertumbuhan primer pada tumbuhan hanya terjadi pada bagian tertentu saja yaitu pada bagian yang aktif membelah dan tumbuh. Bagian tersebut disebut jaringan meristem. Pada jaringan meristem terdapat bagian titik tumbuh akar dan titik tumbuh batang yang telah mulai terbentuk sejak tumbuhan masih berupa embrio.
Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan memanjang akibat aktivitas mereistem apical (jaringan yang ada diujung akar dan dan ujung batang). Titik tumbuh batang terdapat pada tumbuhan yang memiliki kuncup atau tunas. Pertumbuhan primer menyebabkan batang dan akar bertambah panjang.
Pertumbuhan primer pada ujung akar dan ujung batang
dapat dibedakan menjadi 3 daerah yaitu:
a. Daerah pembelahan sel, terdapat di bagian ujung akar.
Sel-sel di daerah ini aktif membelah (bersifat meristematik)
b. Daerah perpanjangan sel, terletak di belakang daerah pembelahan.
Sel-sel di daerah inimemiliki kemampuan untuk membesar dan
memanjang.
c. Daerah diferensiasi sel, merupakan daerah yang sel-selnya
berdiferensiasi menjadi sel-sel yang mempunyai fungsi dan
struktur khusus.
3. Pertumbuhan Sekunder.
Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang disebabkan oleh kegiatan cambium yang bersifat meristematik. Pertumbuhan sekunder menyebabkan diameter batang bertambah besar. Pertumbuhan sekunder hanya terjadi pada dikotil dan gymnospermae. Aktivitas pembelahan cambium mengarah kea rah luar dan dalam. Aktivitas cambium ke dua arah mengakibatkan bertambah tebal dan besar diameter batang.
2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan pada tumbuhan
Pertumbuhan pada tumbuhan, baik tumbuhan tingkat rendah maupun tingkat tinggi, secara umum dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor dalam.
1. Faktor eksternal/lingkungan
Faktor ini merupakan faktor luar yang erat sekali hubungannya dengan proses pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan adalah sebagai berikut:
•Air dan mineral
•Kelembaban.
•Suhu
•Cahaya matahari
•nutrisi
2. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang melibatkan hormon dan gen yang akan mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Di bawah ini merupakan macam-macam hormon pada tumbuhan.
1). Auksin
2). Giberelin
3).Sitokinin
4). Gas Etilen
5).AsamAbsisat
6).Kalin
:
a.Rhizokalin: merangsang pembentukan akar
b.Kaulokalin: merangsang pembentukan batang
c.Anthokalin: merangsang pembentukan bunga
d.Filokalin: merangsang pembentukan daun
2.1.3. Pengaruh Cahaya pada pertumbuhan Tumbuhan:
Cahaya matahari bermanfaat bagi tumbuhan terutama sebagai energi yang nantinya digunakan untuk proses fotosintesis. Cahaya juga berperan dalam proses pembentukan klorofil. Akan tetapi cahaya dapat bersifat sebagai penghambat (inhibitor) pada proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena cahaya dapat memacu difusi auksin ke bagian yang tidak terkena cahaya. Sehingga, proses perkecambahan yang diletakan di tempat yang gelap akan menyebabkan terjadinya etiolasi. Intensitas pencahayaan atau penyinaran yang berbeda akan menghasilkan macam pertumbuhan tumbuhan yang berbeda. Respons tumbuhan terhadap panjang penyinaran yang berariasi disebut fotoperiodisme. Respons itu meliputi dormansi (masa tidur yang bertujuan mengatasi masa/musim yang tidak menguntungkan untuk tumbuh), pembungaan, perkecambahan, dan perkembangan batang serta akar.
2.2. Hipotesis
Perkecambahan pada biji kacang hijau yang diletakkan di tempat gelap akan mengalami kelajuan pertumbuhan yang tinggi dibandingkan perkecambahan kacang hijau yang diletakkan di tempat terang. Hal ini disebabkan adanya pengaruh hormon auksin yang dipengaruhi oleh cahaya matahari.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
metode penelitian dilakukan dengan cara eksperimen antara lain
3.1.1. Alat dan bahan
Alat:
- 2 Wadah tanam
Bahan:
- Kacang hijau (Phaseolus radiatus)
- tanah
3.1.2. Langkah kerja
- merendam kacang hijau selama beberapa menit di dalam air. Hal ini dimaksudkan untuk memecahkan dormansi biji yang akan ditanamkan.
- memilih kacang yang mengapung di air yang menandakan kualitasnya baik dan cocok.
- memasukkan masing-masing 10 kacang hijau pada wadah tanam.
- menempatkan masing-masing wadah pada tempat yang terang dan gelap.
- menyirami setiap hari.
- melakukan pengamatan selama 3 hari.
3.2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di rumah anggota kelompok peneliti secara terpisah.
3.3 Waktu Penelitian
Penelitian berlangsung selama 4 hari. Dengan jeda pengukuran setiap hari untuk perkecambahan di tempat gelap dan jeda ...... hari untuk perkecambahan di tempat terang.
3.4. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah kacang hijau (Phaseolus radiatus).
BAB IV HASIL PEMBAHASAN
4.1 Hasil percobaan
4.1.1 tabel hasil percobaan
Tabel 1 : Hasil percobaan pertumbuhan kacang hijau di tempat terang
Tabel 2 : Hasil percobaan pertumbuhan kacang hijau di tempat gelap
Percobaan dilakukan dengan menggunakan 3 sampel, yaitu tiga perkecambahan. Di bawah ini merupakan data setiap kecambah yang diamati.
Kecambah I
Panjang total : 26 cm
Panjang di atas daun lembaga : 8 cm
Kecambah II
Panjang total : 27 cm
Panjang di atas daun lembaga : 9.5 cm
Kecambah III
Panjang total : 20.5 cm
Panjang di atas daun lembaga : 4.5 cm
Di setiap kecambah, bagian yang akan diteliti adalah bagian titik tumbuh yang berada di atas daun lembaga yang kemudian dibagi menjadi 4 daerah, yaitu daerah A mulai dari ujung kecambah, B, C dan D dengan panjang masing-masing sekitar 2 cm.
Tabel pengamatan 2.
Kecambah I
Daerah/hari
1
2
3
Pertumbuhan rata-rata
A
XXX
XXXX
XXX
4 cm
B
X
X
-
1 cm
C
X
X
-
0.6 cm
D
X
-
-
0.3 cm
Kecambah II
Daerah/hari
1
2
3
Pertumbuhan rata-rata
A
XXX
XXX
XXX
4 cm
B
-
X
-
0.3 cm
C
-
X
-
0.3 cm
D
-
X
-
0.3 cm
Kecambah III
Daerah/hari
1
2
3
Pertumbuhan rata-rata
A
XXX
XXX
XXX
4 cm
B
-
X
-
0.3 cm
C
-
-
-
-
D
-
X
-
0.3 cm
Keterangan: tanda X menunjukkan kuantitas pertumbuhan.
4.2 Pembahasan
Pertumbuhan pada sisi tumbuhan yang disinari oleh matahari akan terjadi secara lambat karena adanya hormon auksin dihambat oleh matahari, tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya menjadi sangat cepat karena kerja auksin yang tidak dihambat. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut fototropisme. Untuk tanaman yang diletakkan di tempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan warnanya cenderung pucat kekuningan. Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh matahari. Sedangkan untuk tanaman yang diletakkan di tempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan di tempat gelap, tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari.
Berdasarkan tabel pengamatan 1 dan 2 dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan primer berlangsung diujung batang. Pada bagian ini sel membelah secara cepat. Letak titik tumbuh primer ini dibuktikan dengan kuantitas pertumbuhan yang terjadi pada masing-masing daerah A yang besar.
Perbandingan laju perkecambahan pada tabel 1 dan 2 menyatakan proses pertumbuhan yang dialami oleh kecambah yang diletakkan di tempat terang berlangsung lambat. Hal ini dipengaruhi beberapa factor yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar. Perkecambahan banyak dipengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi.
Pada perkecambahan di tempat terang hormon auksin yang terhambat menyebabkan pertumbuhan rata-rata dalam tiga hari pada titik primernya yaitu ..... cm, sedangkan pada titik tumbuh primer kecambah yang diletakkan ditempat gelap sebesar 4 cm. Dalam hal ini, kecambah yang tumbuh di tempat gelap mengalami etiolasi. Dalam keadaan tidak ada cahaya, auksin merangsang perpanjangan sel-sel sehingga kecambah di tempat gelap tumbuh lebih panjang namun dengan kondisi pucat kekuningan karena kekurangan klorofil , kurus, dan daunnya tidak berkembang, sedangkan pada kecambah yang tumbuh di tempat terang mengalami hal sebaliknya. Dalam keadaan banyak cahaya, auksin mengalami kerusakan sehingga pertumbuhan kecambah terhambat. Laju tumbuh memanjang pada kecambah tersebut dengan segera berkurang sehingga batang lebih pendek, namun tumbuh lebih kokoh, daun berkembang sempurna, dan berwarna hijau.
BAB V PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Perkecambahan banyak dipengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi.
Ditinjau dari faktor cahaya, dibuktikan bahwa kacang kedelai yang ditempatkan di daerah berintensitas cahaya kurang atau gelap akan memiliki laju pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan kacang kedelai yang diletakkan di tempat berintensitas cahaya banyak atau terang. Dengan itu, hormone auksin yang dipengaruhi sedikit atau tanpa cahaya matahari akan merangsang perpanjangan sel-sel pada titik tumbuh primer. Namun, kondisi tumbuhan yang baik akan dialami oleh kacang kedelai dengan pengaruh cahaya lebih banyak yaitu tumbuh lebih kokoh, daun berkembang sempurna, dan berwarna hijau namun batang lebih pendek,.
B. SARAN
1. Sebelum penanaman , terlebih dahulu dilakukan perendaman untuk memecah dormansi biji itu sendiri. Jadi, sebaiknya perendaman lebih dimaksimalkan agar berhasil memecahkan dormansi biji yang akan ditanam. Sehingga kesalahan pengamatan lebih dapat diminimalisir.
2. Memilih biji kacang yang masih segar sehingga dapat memaksimalkan penelitian.
Kondisi pencahayaan lebih dimaksimalkan baik penempatan di tempat terang maupun gelap.